#REHHAT [1] - [21] Tuhan Yang Sebenarnya
Mati untuk yang ke-2 kalinya memang hal yang sangat buruk untuk mentalku. Kesadaranku kembali ke Daratan Setelah Kematian. Putih kosong seperti biasa—tidak ada apa-apa di sini—selain kesadaranku ini. “Hahahaha!” Tawa menjengkelkan itu terdengar lagi olehku. “Jangan bilang tawa Kami menjengkelkan ...” Oh. Ya. Dia memang bisa mendengar kesadaranku, ternyata—Aku lupa. “Hahaha. Tapi tidak apa. Kami adalah makhluk yang maha pemaaf,” paparNya, "Kau mati lagi, ngomong-ngomong, Pope.” Ya. Aku mati lagi. Dan lagi-lagi, aku mati dengan cara kepalaku dipenggal. “Kau masih bisa menggunakan Skill Respawn-mu, Pope. Kita masih harus bertemu 30 Tahun lagi, bukan? Kami akan memberi kau apapun permintaan yang kau minta.” Aku pikir itu tidak perlu. Angelica sudah menghilang juga, dan— “Wanitamu masih hidup; Dewi-mu itu ... akan muncul di Daratan Surga.” Aku—apa? “Hahaha! Sayangnya kau malah mati, Pope ... Dan meninggalkan rekan-rekanmu begitu saja.” Bisakah aku melihat mereka lagi? Sek...

