#REHHAT [1] - [2] Tujuh Pahlawan Nasional (2/3)
Memang, aku menahan serangan Assassin Heroes dengan
tangan kosong-ku saja.
Lalu secara perlahan, tubuh Assassin di hadapanku
mulai terlihat, dengan disertai kabut hitam yang menutupi seluruh tubuhnya. Ia
menyebar ke sekitarku, layaknya Smoke Bomb yang telah aktif.
Assassin Heroes ini langsung menusukkan belati di
tangan lainnya―tetapi sayang untuknya―aku membantingnya ke depan seraya menghindari
tusukkan tersebut.
Menusukkan tekukan lutut-ku ke wajahnya, aku pun tidak
berhenti membanting serta menghajar wajah Assassin Heroes yang masih di genggamanku
ini.
“Sol,” tanya Sniper Heroes, “Apa kamu butuh bantuan?”
“Diamlah, Sut!” bukan si Assassin Heroes yang
menjawab, melainkan Spear-Man Heroes di sampingnya, “Ini pertarungan penuh
dengan kehormatan pria―wanita seperti dirimu tidak akan mengerti.”
Aku memicingkan mata dan merasakan hal aneh di dadaku
saat mendengar perkataannya.
“Ya―Ught!!!” desah berat Assassin Heroes di genggamanku, “Ught―Kalian!?”
Aku menghantam perut Assassin Heroes dengan kepalan tinjuku yang sangat kuat, dan mendorongnya ke depan.
“Ught!!!” Setelah dia menabrak tepi Heliport, Assassin
Heroes itu mendongak ke atas dan lanjut berkata pada rekannya, “Kalian diam
saja di sana―dan tunggu aku melepaskan kepala NPC ini.”
Dia bangkit dan menerjangku kembali. "Jangan sombong dulu, Orang Tua Sialan!”
Stealth miliknya sudah sepenuhnya menghilang dan aku
pun bisa mengaktifkan Energy Hand pada lengan kananku. Aku bersiap dengan
memasang kuda-kuda kuat, kemudian menebaskan lengan kananku layaknya pedang.
Percikan-percikan biru dan oranye di sekitar kami, sama
sekali tidak mengganggu fokus kami berdua yang sedang bertarung.
Sebuah lengan dengan dibaluti Energi Biru melawan dua
belati kosong terus berdenting seperti halnya dua logam yang berbenturan.
“Kau pikir ... NPC murahan sepertimu pantas bersanding
dengan Lisa, hah ...?”
“Aku tidak tahu.”
“Hah ...?!”
“Aku bilang: Aku tidak tahu―karena dia-lah yang
pertama menyukai―”
“Jangan bercanda denganku, Orang Tua ... Kau pasti menggunakan Ilmu Santet seperti
Sekte – Sekte Sesat lainnya!”
Aku merasakan perasaan yang sangat aneh saat
mendengar retorika yang diucapkan lawanku ini.
Menjawabnya dengan, “Aku bukan Umat Beragama maupun
Umat Sekte Sesat manapun, wahai Anak Diberkati Tuhan.” Aku mundur untuk berdiri
di atas sebuah tiang pemancar seraya berpikir, Bagaimana aku bisa
menggunakan Ilmu Hitam para Sekte Sesat kepada seorang Calon Dewi seperti wanitaku?
Lawanku berdiri di tepi Tower Energi setelah gagal
menebasku dengan belatinya. Dia perlahan berdiri tegap seraya memandangku
dengan penuh kebencian.
“Apa yang salah dengan kepalamu, wahai Pahlawan
Pengintai?”
“Berhenti mengatakan kata-kata menjijikkan seperti
itu, Orang Tua! Lisa bukanlah NPC sepertimu! Tidak mungkin dia menyukai Orang
Tua Bau sepertimu!”
Assassin Heroes tiba-tiba melompat dan menyerangku
dengan segenap kekuatannya.
“Wanita itu akan menjadi miliku―jadi―Matilah!”
serunya, sambil mengaktifkan Energi Oranye di kedua belatinya.
Assassin Heroes terus melompat dan menyerangku yang
berdiri tegap di atas tiang pemancar Tower Energi. Dan aku hanya bisa terus
menghindar dan bertahan dengan kedua tanganku. Assassin Heroes di hadapanku ini
sangat cepat, tetapi aku masih bisa mengimbanginya dengan kekuatan murni yang
kumiliki.
Vanguard Heroes kembali berujar padaku, “Menyerahlah, Pope
... Aku yang akan menjaga Lisa dari si Sol ini, untukmu―”
“Diam kau, Pria Tampan Sialan! Lihat dan diam saja di situ!!
Aku akan melepaskan kepala Orang Tua Bau ini, di sini―saat ini juga ...!!!”
bentak Asssassin Heroes pada rekannya sendiri.
Pahlawan Nasional Utama itu mengernyit, “Hei, kau
seharusnya tenang―Tidak, Sol ...!? Kau harus mundur!! Sekarang! Semuanya!!
Cepat buat Array Energi ...!!!”
Masih berdiri tegap di atas tiang pemancar, dan dengan
sangat tiba-tiba, aku berubah menjadi seekor Iblis Bangsawan: Royal Devil.
Sayang sekali aku tidak bisa terbang, desahku dalam
hati seraya menoleh ke bawah, melihat awan hitam yang langsung tersapu oleh
Energi Hitam di tubuhku. “Aku harus menerobos mereka semua, huh ....”
Aku melihat Pintu Keluar di hadapanku―ia berada tepat
di belakang Pahlawan – Pahlawan Nasional itu.
Seluruh tubuhku langsung berubah warna menjadi warna
hitam pekat dengan menyertainya juga sebuah Energi Hitam yang terus keluar dari
tubuhku. Punggungku terdapat tulang-tulang yang menonjol layaknya seekor iguana.
Sayang sekali ia bukan sayap, bukan?
Sebelum Array Energi akan diaktifkan oleh mereka, aku
sudah menyerang Healer Heroes dan mengganggu rapalan sihirnya.
Kemudian, aku menggenggam wajah cantiknya dan melemparkannya
keluar Heliport.
“Ah!?”
“Sialan! Beraninya kau menyakiti Queti ...!!”
Semua Pahlawan Nasional mulai menggabungkan kekuatan
mereka untuk melawanku.
Walaupun aku hanya menjadi seekor Royal Devil, dan
masih jauh untuk menjadi sosok Satan, aku masih bisa mengimbangi para Pahlawan
Nasional di hadapanku ini.
Saber Heroes tertegun saat Pedang Emasnya sama sekali
tidak bisa menggores Kulit Hitam Iblis-ku.
“Kenapa Iblis Bangsawan ini sangat kuat ...?!!”
“Apakah ia benar-benar NPC?”
“Ia benar-benar NPC. Aku selalu memperhatikannya dari
dulu, sebab itulah aku sedari tadi meminta kalian untuk tetap tenang.”
“Ya. Apapun kekuatannya, orang ini sudah menjadi Iblis
Bangsawan. Kita harus segera melenyapkannya―Suti! Lindungi kami!”
“Siap!”
Sniper Heroes mundur dan melompat ke atas salah satu
tiang pemancar, sembari menggenggam Sniper Riffle yang sedari tadi disandangkannya.
“Aku tidak seperti kalian yang hanya bisa menggunakan
Skill Cheat serta Item – Item Legendary―Artefak saja,” ucapku dengan tenang
seraya menghindari dan menyerang balik mereka, “Kekuatan yang sebenarnya ...
itu harus dipupuk dari bawah layaknya sebuah tumbuhan.”
“Tahu apa kau tentang tumbuhan, Orang Tua Bau!” walau
dia sudah tahu perbedaan kekuatan yang dimilikinya denganku, Assassin Heroes ini
masih terus menerjangku dengan penuh kebencian, “Kau hanyalah NPC Bau! Matilah, Sialan!!”
“Hei, Sol, kau harus tenang! Perhatikan koordinasi dan
posisimu di Party ini―”
“Diam! Sudah kubilang: Aku sendiri yang akan melenyapkan NPC
ini di sini, kan? Ia hanyalah NPC, tidak ada yang lebih mengesankan dari Orang
Tua Bau itu! Camkan itu, bodoh!”
Dengan seorang Asssassin di depan, Pahlawan Nasional
Utama sebagai Vanguard menjadi sangat canggung untuk menarik perhatianku.
“Aku seperti melawan Bos Terakhir! Sial―Pedang Suci
milikku bahkan tidak bisa menggores kulitnya!?”
“Ya. Ini cukup menyenangkan saat kau bisa menahan koordinasi
kacau kami, Orang Tua!”
Hanya beberapa Pahlawan Nasional yang masih tenang dan
bisa menyerangku dengan mematuhi perintah Pahlawan Nasional Utama. Sedangkan
Asssassin Heroes, menghilang dan muncul seenak jidatnya.
Aku menangkap anak panah dari Archer Heroes serta
peluru-peluru dari tembakkan Riffle Sniper Heroes yang cukup jauh dariku. Ini
sangat mudah saat persepsi bertarungku sedang berada dipuncaknya karena menjadi
seekor Royal Devil.
Pahlawan Nasional Utama terus mencoba untuk menarik
perhatianku dengan menggetarkan Heliport lalu menerjangku. Tetapi dia selalu
canggung saat Asssassin Heroes pun menyerangku namun dengan sangat tidak
terkoordinasi. Anak Diberkati Tuhan ini adalah pemimpin baik yang sangat
mengerti rekannya.
Komentar
Posting Komentar