#REHHAT [1] - [1] Tujuh Pahlawan Nasional (1/3)
“Apa?”
Pun aku menyahut sapaannya dengan acuh seraya menundukkan kepala. Aku melihat gumpalan awan hitam melayang tepat di bawahku.
Setelah awan hitam di bawahku ini menghilang, aku bisa melihat dengan jelas jalan raya di antara kawat besi pijakanku. Dan kemudian aku sedikit mendongak untuk melihat dia yang sedang berada di tepi lingkaran Heliport.
Sebenarnya, aku sekarang sedang terpojok di puncak Tower Energi ini.
“Kau hanyalah NPC Biasa―Bagaimana kau bisa bersanding dengan Lisa selama ini, sialan!” bentak Assassin Heroes padaku.
Seseorang menarik mundur Assassin Heroes itu secara kasar.
“Tenang, Sol,” ujar Vanguard Heroes pada rekannya itu.
Namun, Assassin Heroes masih tetap geram padaku dan sama sekali tidak mendengar nasihat rekannya.
“Diam, Mat! Bahkan ia bukan NPC Bangsawan, tapi sungguh berani untuk―”
“Santai dulu ... Aku tahu kamu juga sangat menyukai si Lisa, jadi ... menyerahlah, Pope, kau sudah tidak bisa melarikan diri lagi sekarang.”
Perkataan Vanguard Heroes sangat tajam yang langsung membuat Assassin Heroes di sampingnya terdiam.
Aku ingin membantahnya, “Tidak, Mat. Aku―”
“Tenang, Sol. Kita pasti akan mengorbankan NPC High Human ini juga, untuk memanggil sosok Elf,” tukas seorang Archer Heroes di samping mereka berdua.
Aku sama sekali tidak mengerti dengan apa yang para Anak Diberkati Tuhan ini selalu sebutkan tentang: 'NPC'.
Pandanganku hanya terpaku pada Busur Energi berwarna hitam di punggung Archer Heroes, yang pasti akan membuat siapa pun ketakutan.
Disudutkan oleh mereka di sini, sudah jelas bagi High Human biasa sepertiku pasti tidak bisa melakukan apa-apa.
“Kamu masih mempercayai rumor itu, Sun?! Ini bukan Gim Fantasi! Sadarlah!! Mana ada Elf di Daratan Sur―”
“Ia bukan peri dalam fantasi, Sol, tapi angka 11 dalam Bahasa Jerman, salah satu Negara Adidaya Dunia Nyata kita,” tegas si Vanguard Heroes, “Mereka adalah keturunan ke-11 murni dari para Dewa.”
“Apa?!” Assassin Heroes itu tampak sangat terkejut.
Aku tidak tahu, tetapi bukankah Pekerjaan Assassin adalah untuk mengintai dan mencari informasi? Mengapa hanya dia yang terlihat tidak tahu akan informasi sepenting itu?
“Ya! Musuh kita saat ini terlalu kuat.” Pahlawan lain maju ke tepi Heliport, menampakkan dirinya dengan Tombak Hitam di genggamannya. “Bahkan para Umat Beragama pun tidak bisa melenyapkanNya! Bersyukurlah, kau, Pope! Kau akan menjadi New Heroes untuk Umat Manusia!”
Spear-Man Heroes itu menggunakan nada bicara sarkasme saat menyerukan namaku.
“Hei! Jangan berkata seperti itu ....” Seseorang di sampingnya tampak tidak senang dengan perkataannya itu. “Kami semua terus berusaha keras untuk membantu korban yang selamat. Sebab itulah kita harus lekas mengorbankan beberapa NPC seperti si Pope ini!”
Aku tahu wanita pirang itu adalah Pahlawan Penyembuh: Healer Heroes.
“Ya, Pope,” kata si Pahlawan Nasional Utama sembari mengangguk untukku, “Que benar. Aku peringatkan sekali lagi, Pope, menyerahlah ....”
Pahlawan Nasional lainnya maju satu persatu dan berbaris satu saf di hadapanku.
Dia, yang berada di tengah-tengah deretan saf para Pahlawan Nasional terlihat sangat tenang dan tampan.
Jika diperhatikan dengan saksama, sudah pasti Pahlawan Wanita di sekitarnya akan mengelilinginya, dan membentuk istilah aneh dari Anak Diberkati Tuhan yang biasa mereka sebut: ‘Harem’.
Pahlawan yang sangat diidam-idamkan para wanita, kah, demikian pikirku, Kalau dipikir-pikir lagi ... aku hanya ingin hidup dengan tenang bersamanya.
Para Pahlawan Nasional di hadapanku ini ingin menangkapku dan menjadikan aku sebagai kurban untuk sesuatu yang tidak kuketahui.
“Hei, Orang Tua,” sapa Sniper Heroes dengan acuh padaku, “Sudah cukup bagi High Human sepertimu hidup sampai 132 Tahun. Menyerahlah, dan berkorbanlah untuk Umat Manusia.”
Assassin Heroes mengangguk dan tersenyum menjijikkan padaku.
“Tenang saja, Pope ... Aku akan menjaga Lisa dengan baik untukmu―dia selalu terlihat muda, bukan? Sangat aneh untuk NPC seperti dirimu!”
Aku menautkan alis, merasa sangat tidak senang dengan perkataannya.
“Hohoho? Kau tidak senang, Orang Tua?” tanya Spear-Man Heroes, mengacungkan Tombak Hitam-nya ke arahku, “Maju sini―dan aku akan membantaimu!”
Dia melebarkan kedua matanya, menantangku.
Kalau saja aku sudah mencapai ranah Highest Human, desahku dalam hati, menoleh ke belakang, Pasti melarikan diri dari mereka semua bukanlah suatu masalah.
Lalu tiba-tiba, Assassin Heroes turun dari Heliport dan berjalan santai mendekatiku.
“Tenang saja, Pope, aku berjanji akan merawat Lisa dengan baik.”
“Hei, Sol, jangan memprovokasinya terus seperti itu. Dan Lisa juga sama seperti kita, terdampar di Gim Virtual ini untuk―”
“Berisik, kau, Mat! Kau ingin membentuk 'Harem' dengan si Lisa juga, hah ...?!”
“Bukan. Bukan seperti itu, Sol―”
“Kau tahu betapa irinya aku ini padamu, sialan! Berilah aku waktu untuk mencurahkan semua rasa dendam-iri-dengki terdalamku ke NPC ini,” bentak Assassin Heroes, menoleh ke belakang dan menatap tajam Vanguard Heroes. “Atau aku akan membunuhmu di sini, Mamat sialan ....”
Ini memang sangat aneh, dua Pahlawan Nasional sering berdebat dengan masalah yang sangat tak jelas dan tak kumengerti. Pun aku memang sudah tahu bahwa Anak Diberkati Tuhan adalah makhluk aneh, di mana mereka sering bertengkar padahal kenyataannya tidak seperti itu.
Namun apapun itu, jika sudah menyangkut dirinya, aku tidak bisa berdiam diri di sini begitu saja.
Aku harus melenyapkan Assassin Heroes ini―di sini juga!
Itulah yang kupikirkan saat melihat mereka berdua saling bertatapan tajam.
Assassin Heroes itu pun selesai bertatapan ria dengan rekannya, dan mulai mengalihkan pandangannya padaku lagi.
“Apa? Kau sudah siap mati untukku, Orang Tua Sialan?” cibirnya, menajamkan tatapannya padaku seraya mengambil dua belati yang menyilang di pinggangnya.
Aku pun bersiap dengan mengaktifkan Energy Hand, membentuk lengan kananku menjadi setajam pedang. Seluruh lenganku terbungkus Energi Biru seperti layaknya Aura, namun tentu, ia masih jauh dari kekuatan yang bernama Aura.
Dengan memanfaatkan Energi Box berwarna hitam yang melingkar di pinggangku, aku bisa bertarung dengan leluasa. Kekuatan ini hampir setara dengan Aura―tetapi sungguh berbeda. Aku hanya bisa menitikberatkan Energi dalam Box ini hanya untuk satu bagian tubuh manusiaku. Inilah kelemahan fatal dari seorang:
High Human
“Kau sudah siap, huh, Orang Tua ... Kalian semua diam saja di sana! Aku, yang akan mengambil kepala Orang Tua ini untuk pengorbanan,” tegasnya, mengacungkan satu belatinya ke arahku.
Tubuh Assassin Heroes di hadapanku tiba-tiba perlahan berubah menjadi kabut hitam dan menyatu dengan gelapnya malam. Dia menjadi transparan, lalu tubuhnya menghilang, seolah tertelan gelapnya malam.
Ini adalah salah satu Basic Skill Assassin: Stealth!
Tetapi aku tidak panik saat melawan Skill Menakjubkan ini. Sudah beribu-ribu kali aku bertarung melawan seorang Asssassin.
Walaupun seorang Anak Diberkati Tuhan yang tubuhnya menghilang di hadapanku ini adalah Pahlawan Pengintai, dia tetaplah seorang Assassin pada umumnya.
Cukup mudah untuk melawan Skill Stealth Assassin, aku tinggal memindahkan titik Energi Biru dari lengan kanan-ku ke salah satu bola mata-ku.
Assassin Heroes itu berlari zig zag tepat ke arahku dengan sangat cepat, lalu dia menusukkan salah satu belatinya ke arah leherku.
“Apa!?”
Assassin Heroes di hadapanku ini sangat terkejut saat melihat aku dengan mudahnya menangkap pergelangan tangannya―tanpa Energi Biru atau Aura apapun!***
Komentar
Posting Komentar